Setelah sebelumnya berkenalan dengan TV plasma, sekarang mari kita bandingkan teknologi tv plasma dengan tv LCD yang kini mulai digemari oleh masyarakat.
Perbedaan TV PLASMA dan TV LCD
Televisi model tabung dengan teknologi Cathoda Ray Tube (CRT) atau
tabung sinar katoda yang sudah berumur 75 tahun, secara perlahan sudah
digantikan TV layar datar yang berteknologi LCD ataupun TV plasma.
Kelemahan
terbesar dari TV CRT yang dirasakan pabrikan elektronika adalah
ukurannya yang sudah mencapai batas maksimal. Hal ini akibatkan
perbesaran ukuran TV berarti juga harus mengubah dimensi tabungnya. TV
ukuran 29 inchi saja sudah memakan ruangan yang besar terutama untuk
ketebalan tabungnya.
Padahal penonton membutuhkan TV yang
berukuran besar demi kenyamanan mata. Tidak heran kalau teknologi TV
tabung saat ini tidak berkembang.
Di sisi lain, televisi LCD
maupun TV plasma memiliki ukuran yang lebih kecil. Tebal TV ini hanya
beberapa inchi yang membuatnya mudah ditempatkan di mana saja dalam
ruangan. Bisa berdiri di atas lantai, ditempel seperti lukisan pada
dinding bahkan ada pabrik TV yang mengiklankan produknya bisa dipajang
tinggi di langit-langit.
Penyebab utamanya TV model ini lebih
ringkas adalah tidak memerlukan unit proyeksi pada layarnya. Teknologi
TV konvensional memanfaatkan tabung sebagai tempat pengolahan partikel
elektron. Sebuah alat berbentuk pistol, saat TV dihubungkan ke listrik,
akan menembakkan seberkas sinar yang bermuatan elektron atau partikel
atom negatif ke layar. Elektron ini kemudian ditangkap lapisan fosfor
layar yang berbeda intensitas dan warnanya, sehingga muncullah gambar.
BERBEDA
dengan TV konvensional, TV LCD menggunakan teknologi yang sama dengan
layar laptop atau monitor layar datar. Selain ukurannya kompak dan
ringan juga memiliki layar yang beresolusi lebih tinggi. Layar LCD
terdiri dari jutaan kristal yang dibungkus lapisan kaca tipis.
Masing-masing kristal ini memiliki respons berbeda terhadap energi
listrik. Ini yang membuat tampilan di layar pun jadi beraneka ragam
warnanya.
Layar TV plasma menggunakan teknologi berupa bola-bola
kaca kecil yang di dalamnya berisi gas yang disebut plasma. Ketika
dialiri energi listrik, gas plasma ini mengeluarkan sinar ultraviolet
yang membakar lapisan kaca pada layar. Akibatnya layar pun berubah dari
hitam menjadi berwarna.
Itulah perbedaan mendasar dari teknologi
TV plasma dengan TV LCD. Masih banyak perbedaan lainnya dari kedua
teknologi, seperti ukuran dan teknologi layar datarnya.
TV LCD
memiliki keterbatasan dalam soal dimensinya, karena LCD sebenarnya
didesain sebagai monitor komputer. Saat ini, layar terbesar adalah
buatan Samsung yang berukuran 46 inchi. TV ini diluncurkan pertengahan
tahun 2004, setelah sebelumnya diperlihatkan pada pameran peralatan
elektronik dan rumah tangga di New York, April lalu. Oleh karena itu,
ukuran TV LCD yang umumnya berada di pasar saat ini berkisar antara 15,
17, 20, hingga 22 inchi.
TV plasma memiliki ukuran layar yang
jauh lebih besar, didesain untuk para penonton TV yang menyukai layar di
atas 37 inchi. Ukuran TV plasma bisa mencapai 76 inchi. Sehingga tidak
mengherankan kalau para penggemar layar besar memilihnya untuk disatukan
dengan perangkat home theater.
Namun begitu pemilik TV plasma
harus bersiap-siap dengan melonjaknya tagihan listrik. Ini disebabkan
karena konsumsi listrik TV plasma dua kali lipat dari TV LCD. Penyebab
utamanya ada lah pada sistem pendingin layar.
TV plasma
membutuhkan kipas untuk 'menyejukkan' layar TV plasma agar tidak terlalu
panas bila dipakai dalam jangka waktu yang lama. Oleh karena tidak
memakai proses pembakaran, layar LCD memiliki umur yang lebih panjang
dibandingkan layar plasma.
DARI sisi tampilan gambar TV, keduanya
memiliki karakteristik yang berbeda pula. Layar TV plasma cenderung
untuk tidak bisa menampilkan warna hitam dengan baik. Malah dibandingkan
dengan TV CRT sekalipun, TV plasma masih kalah dalam memproduksi warna
hitam yang kelam dan gradasi abu-abu gelap. Masalah lainnya
gambar-gambar yang statis dalam jangka waktu lama seperti logo stasiun
TV tidak bisa cepat hilang dari layar. Bayangannya masih tertinggal
meskipun siaran TV telah berpindah ke tayangan yang lain.
Dalam
soal kualitas pergerakan gambar, TV plasma punya keunggulan mampu
menampilkan citra gambar yang bergerak cepat. Sehingga perpindahan
gambar seperti film laga (action) lebih enak ditonton pada TV plasma.
Kemudian dilihat dari sudut pandang, TV plasma punya keunggulan bisa
ditonton dari segala sudut, seperti halnya TV konvensional.
Biasanya
TV plasma dijual dalam bentuk video display, sehingga masih harus
dibebani dengan membeli TV Tuner (penala gelombang) dan speaker.
Sebaliknya
TV LCD sudah dijual lengkap dengan speaker dan tuner. Layar TV LCD
memiliki kemampuan untuk menampilkan warna hitam yang jelas. Untuk
mendapatkan kenyamanan dalam menonton, pandangan mata harus diarahkan
lurus ke arah layar. Bila dilihat dari sisi lain, yang tampak hanya
bayangan saja. Keuntungan TV LCD adalah tidak memerlukan sistem
pendinginan yang berlebihan, sehingga suaranya lebih halus dari TV
plasma. Jadi, bisa jadi pilihan bagi yang membutuhkan layar untuk
komputer dan menonton TV.
Bagi yang berniat mengganti TV-nya
dengan ukuran besar, beberapa aspek lainnya yang patut dipertimbangkan
adalah rasio kontras, rasio aspek dan resolusi. Kontras memegang peranan
penting dalam menghasilkan gambar yang nyaman untuk ditonton. Nilainya
mengacu pada gelap atau terangnya layar. Semakin tinggi rasionya akan
semakin baik tampilan gambarnya.
Rata-rata TV LCD memiliki rasio
kontras mulai dari 400:1 hingga 800:1. TV plasma mulai dari 600:1 sampai
yang tercanggih memiliki kemampuan 1.500:1.
Ukuran rasio aspek
menggambarkan perbandingan antara lebar layar dengan tingginya. TV
konvensional memakai format 4:3, sedangkan TV layar lebar menggunakan
perbandingan 16:9. Rasio ini tidak berbeda jauh dengan format yang
dipakai industri film bioskop, sehingga film DVD sangat nyaman ditonton
pada layar lebar, mengingat perbandingnya 1,85:1 tidak berbeda jauh
dengan 16:9.
Dalam memilih TV sebaiknya dipertimbangkan juga
aspek resolusi. Produk TV plasma dan LCD sudah memakai teknologi
fixed-pixel arrays. Artinya, produk ini sudah memiliki baris dan kolom
yang tetap untuk format gambar tertentu. Secara umum kualitas TV yang
bagus yang digolongkan sebagai high definition, bila memiliki nilai
resolusi lebih dari satu juta, yaitu mulai dari 1280 x 720, 1366 x 768
dan 1024 x 1024.
Resolusi untuk TV konvesional paling tinggi 852 x
480 yang disebut enhanced definition. Standar untuk TV tabung umumnya
berada pada resolusi 640x480 dan 720x480.
Perbedaan inilah yang
membuat kedua teknologi ini memunyai pasar masing-masing, sesuai
kebutuhan. Apalagi dari sisi harga pun berbeda jauh.
source : http://ilmupengetahuan-teknologi.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar